Rabu, 17 Desember 2008

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Dan Perluasan Kesempatan Kerja Dengan Stimulus BLT Untuk Lingkungan Hidup

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Dan Perluasan Kesempatan Kerja Dengan Stimulus Bantuan Langsung Tunai Untuk Lingkungan Hidup
Apa yang terlintas dalam benak kita ketika melihat kehidupan masyarakat miskin di sekitar kita? Beban hidup yang berat, penderitaan yang panjang, dan ketidakberdayaan. Itulah gambaran singkat masyarakat miskin di Indonesia saat ini, yang pada tahun 2007 lalu yang mencapai 16,58 % dari total penduduk kurang lebih 220 juta jiwa, dengan perbandingan 65,32 % nya masyarakat miskin tersebut adalah terletak di pedesaan. Belum lagi hal itu ditambah dengan tingkat angka pengangguran berkisar 9,86 %, yang kalau tidak segera di atasi akan menciptakan peluang masyarakat miskin baru di masa mendatang.

Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak, terlebih dari pemerintah melalui dinas-dinas terkait. Masalah kemiskinan ini adalah masalah kita bersama, karena kita adalah masyarakat yang berbangsa, yaitu suatu masyarakat yang mempunyai tujuan sama, memujudkan kesejahteraan dan keadilan secara menyeluruh bagi masyarkat Indonesia.

Kita sebenarnya mempunyai modal untuk mengentaskan kemiskinan dari masyarkat serta perluasan kesempatan kerja karena sebenarnya bangsa kita kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Hanya karena kurangnya pengelolaan, potensi-potensi tersebut menjadi sulit untuk direalisasikan. Salah satu potensi untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia adalah dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bertanggung jawab. Modal yang dimiliki bangsa ini adalah cukup memungkinkan dan potensial yaitu sejumlah hutan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang mencapai kurang lebih 105 juta Ha, belum termasuk lahan tidur dan lahan kritis yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Program pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja melalui stimulus Bantuan Langsung Tunai Lingkungan Hidup, merupakan adopsi dari bantuan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dibagikan kepada keluarga kurang mampu di seluruh pelosok tanah air. BLT Lingkungan Hidup ini diharapkan mempunyai manfaat ganda yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dan penyelematan lingkungan hidup di Indonesia yang sudah sangat parah.
BLT untuk Lingkungan Hidup merupakan bantuan kepada masyarakat kurang mampu tetapi dengan menambahkan faktor adanya hubungan timbal balik bagi penyelamatan lingkungan hidup di Indonesia. Sebagai contoh, pada tahap awal pihak terkait memberikan bantuan kepada masyarakat yang tergolong dalam kategori mendapat bantuan BLT, berupa sejumlah dana, juga berupa bibit-bibit pohon yang disediakan oleh Dinas-Dinas Terkait. Kemudian masyarakat menatakerjakan sumbangan bibit-bibit pohon tersebut sebagaimana mestinya sehingga diharapkan dapat membantu program reboisasi yang telah dicanangkan pemerintah.

BLT Lingkungan Hidup dapat dikelompokkan dalam dua program utama, yaitu program berupa penyelamatan hutan dan lingkungan hidup, yang nantinya diharapkan hutan tersebut sampai mampu menghasilkan oksigen yang cukup untuk diperjualbelikan dalam perdagangan karbon internasional, sebagaimana tercantum dalam Piagam Kyoto beberapa waktu yang lalu, serta program penyelamatan lingkungan hidup yang menghasilkan tanaman industri atau agribisnis yang mempunyai nilai ekonomis di pasar nasional maupun internasional.

Sumber dana untuk BLT Lingkungan Hidup ini tidak harus melalui APBN, pemerintah dapat mengajukan proposal kepada organisasi-organisasi, maupun negara-negara yang peduli kelestarian lingkungan, maupun United Nation untuk mendanai proyek-proyek ini, sebagai balas jasa ketersediaan oksigen dunia, juga kelestarian hutan dan lingkungan hidup yang dihasilkan dari keberhasilan program ini, seperti yang telah direncanakan oleh pemerintah beberapa waktu yang lalu. Kiranya tawaran kontrak Institusi Internasional Carbon Trade berkedudukan di Australia, Carbon Strategic Global (CSG) yang menawar pembelian oksigen yang dihasilkan kawasan hutan lindung di Sumetera Barat senilai Rp 900 miliar per tahun, dapat dijadikan pertimbangan dan acuan pemerintah dalam mengembangkan daerah-daerah potensial lainnya.
Selain itu pemerintah juga bisa meminta para investor luar negeri yang berminat pada pengembangan tanaman agribisnis yang juga berfungsi untuk kelestarian hutan lingkungan di beberapa daerah yang potensial dengan memberikan hasil tanaman-tanaman tersebut kepada para investor, maupun untuk pemenuhan di dalam negeri.

Disinilah perlunya peranan pemerintah dalam memfasilitasi keberhasilan program tersebut, baik melalui transformasi pengetahuan, menjadi fasilitator dengan pihak luar, pengadaan fasilitas-fasilitas yang menunjang, juga pengawasan terhadap keberhasilan program tersebut. Hal ini perlu dilakukan, untuk mendorong masyarakat semakin kreatif dalam memanfaatkan dan melestarikan sumber daya alam dengan bijaksana dan bertanggung jawab.

Dengan adanya keberhasilan program ini, diharapkan tujuan pengentasan kemiskinan serta perluasan kesempatan kerja dapat tercapai dengan baik, juga tercapainya kelestarian hutan dan lingkungan hidup. Mungkin juga dengan keberhasilan program ini, dapat memacu terlaksanannya program Kembali ke Desa yang telah dicanangkan sebelumnya, sehingga jumlah masyarakat miskin di kota juga dapat berkurang.

Referensi :
1. http://http://www.bps.go.id/, di akses tanggal 09 Desember 2008,
2. http://http://www.dephut.go.id/, di akses tanggal 09 Desember 2008,
3. http://http://www.kompas.com/, di akses tanggal 09 Desember 2008,
4. http://http://www.kabarindonesia.com/, diakses tanggal 10 Desember 2008

Tarif Murah, Berkah Di Tengah Krisis

Tarif Murah, Berkah Di Tengah Krisis


Krisis global yang melanda dunia, kini sudah terasa dampaknya di Indonesia. Situasi ekonomi sulit dan biaya hidup semakin mahal, itulah mungkin gambaran yang segera terbayang hampir setiap orang mengenai krisis ini. Dan memang, krisis menimbulkan keprihatinan bagi banyak orang. Naiknya harga BBM yang berimbas pada barang-barang kebutuhan pokok yang juga diikuti harga barang dan jasa lainnya, membuat semua orang semakin selektif untuk menentukan pilihan pengeluarannya.

Tapi untunglah, munculah kabar menggembirakan bagi masyarakat yaitu turunnya tarif telekomunikasi secara fantastis. Turunnya tarif telekomunikasi jelas membawa angin segar bagi kurang lebih 115 juta orang pengguna fasilitas telekomunikasi ini, baik pengguna seluler maupun telepon rumah. Kebutuhan telekomunikasi di abad informasi dan teknologi saat ini menjadikannya menjadi hampir seperti kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan jasa telekomunikasi yang ditunjang dengan perkembangan IT saat ini, terciptalah kebudayaan masyarakat modern seperti saat ini, dengan berbagai kemudahan akses informasi dan pengetahuan, serta kemudahan-kemudahan di bidang lainnya, yang karenanya telekomunikasi saat ini tidak bisa dipisahkan dari masyarakat.

Tarif telekomunikasi yang murah yang disediakan oleh hampir semua operator ini, membuat masyarakat sedikit bernafas lega karena berkurangnya pos biaya telekomunikasi yang dikeluarkan. Bak ibarat menerima berkah di tengah padang krisis, itulah gambaran manfaat turunnya tarif telekomunikasi bagi masyarakat.


Menebar Asa Bagi Masyarakat

Biaya komunikasi dengan basis rendah mampu meningkatkan kembali jalinan komunikasi yang mungkin sempat renggang beberapa waktu lalu karena mahalnya tarif. Dengan kemudahan sarana telekomunikasi yang sangat murah, menjadikan masyarakat bisa menjalin komunikasi lagi dengan baik.

Bagi masyarakat tradisional, murahnya biaya telekomunikasi berarti bisa menyambung tali silaturahmi yang lebih baik dengan sanak saudara yang terpisah jarak dan waktu. Komunikasi yang terjalin baik bagi anggota-anggota keluarga yang terpisah atau teman-teman lama inilah yang mampu memberikan semangat hidup bagi tiap orang tersebut, karena mereka merasa masih diperhatikan, dibutuhkan, diberi dukungan, dan dihargai keberadaannya. Dengan bekal semangat tersebutlah, mereka terus mengusahakan yang terbaik bagi yang mereka sayangi. Contoh kecilnya dapat kita lihat adalah bagaimana sambutan antusias masyarakat terhadap turunnya tarif telekomunikasi ini, terlebih para orang tua yang anaknya sedang mencari ilmu di kota-kota lain, ataupun para keluarga yang anak atau sanak saudaranya sedang mencari penghidupan di luar kota atau luar negeri.

Sedangkan biaya telekomunikasi yang murah bagi masyarakat modern, memungkinkan lebih terbukanya berbagai akses dan peluang lebih luas yang dapat diraih di segala bidang kehidupan, seperti akses pengetahuan, peluang usaha, relasi bisnis, maupun politik dan pelayanan publik. Sama halnya dengan masyarakat tradisional, dengan kemudahan tersebut masyarakat modern juga terpompa semangatnya untuk senantiasa mengembangkan dirinya dengan karya-karya terbaik untuk meraih cita dan asa mereka. Dengan manfaat ini, kehidupan sosial masyarakat bisa menjadi lebih dinamis dalam menyikapi perkembangan jaman dan tantangan global.

Memaksimalkan Komunitas

Turunnya tarif telekomunikasi ini juga mendapat apresiasi dari berbagai komunitas di negeri ini. Komunikasi yang terjalin semakin baik berkat dukungan komunikasi murah tersebut, mampu membuat berbagai komunitas tersebut lebih maksimal dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan positifnya di masyarakat. Dengan manfaat tersebut, mampu memacu masing-masing komunitas senantiasa berkarya memberikan yang terbaik bagi anggota maupun masyarakatnya. Banyak manfaat yang diperoleh dari aksi-aksi komunitas ini bagi masyarakat, baik dalam hal sosial, pendidikan, IPTEK, budaya, dan bidang lainnya. Dengan berkembangnya komunitas-komunitas tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat di masa-masa mendatang sebagai bagian pemberdayaan masyarakat.


Berkah Ekonomi

Secara makro ekonomi, keadaan perekonomian saat ini yang sedang krisis akan berdampak pada turunnya daya beli masyarakat. Namun dengan turunnya tarif telekomunikasi, memberikan sedikit sumbangan terhadap peningkatan daya beli masyarakat, karena beberapa waktu yang lalu, komunikasi merupakan salah satu pos pengeluaran yang cukup besar.
Manfaat turunnya tarif telekomunikasi, juga dapat dirasakan oleh sebagian besar perusahaan-perusahaan penyedia barang dan jasa masyarat yang banyak tergantung pada informasi dan telekomunikasi. Dengan turunnya tarif tarif telekomukasi tersebut, juga berpengaruh terhadap biaya produksi dan operasionalnya, sehingga diharapkan dapat menurunkan harga jual produknya kepada masyarakat.

Manfaat lainnya dari turunnya tarif telekomunikasi adalah peluang pemanfaatan sumber daya yang ada, baik di dalam suatu daerah maupun pengembangan antar daerah (intercity development) karena lebih terbukanya akses informasi dan komunikasi. Dengan adanya hal tersebut diharapkan dapat mempercepat proses pembangunan daerah maupun pembangungan nasional.

Menunggu Gayung Bersambut

Dengan adanya momentum telekomunikasi murah di Indonesia saat ini, hendaknya pemerintah cepat memberikan tanggapan yang responsif dan apresiasif. Misalnya dengan menggandeng para operator, pemerintah dapat mengkampanyekan dan mensosialisasikan program-program yang edukatif dan solutif untuk mewujudkan pembangunan dan kemajuan masyarakat. Program-program atau info-into edukatif tersebut bisa berupa peningkatan kesehatan masyarakat atau penerapan pola hidup yang sehat, isu lingkungan hidup, penghematan energi, pendidikan keluarga dan masyarakat, dan lain sebagainya.

Dukungan ini sangat penting artinya bagi masyarakat, karena setiap masyarakat tidak mempunyai tingkat pengetahuan dan informasi yang sama. Bahkan pemerintah perlu menggandeng semua pihak yang terkait untuk menyiapkan konten-konten yang memang benar-benar berguna dan bermanfaat sebagai bagian dari edukasi masyarakat.

Dengan adanya program-program tersebut diharapkan manfaat turunnya tarif telekomunikasi betul-betul dapat dirasakan masyarakat secara maksimal, sehingga masyarakat menjadi tercerahkan, serta menjadi masyarakat yang lebih siap dan tegar dalam menyonsong masa depan demi meraih cita-cita mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera secara mandiri.




Referensi :

http://www.antara.co.id/arc/2008/1/31/jumlah-pelanggan-seluler-indonesia-naik-51-persen/ , diakses tanggal 17 Desember 2008
http://telkom.co.id/pojok-media/siaran-pers/apricot-2007-telkom-dukung-dan-berperan-aktif-melaksanakan-cetak-biru-ict-indonesia.html, diakses tanggal 17 Desember 2008
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0710/08/opi01.html, diakses tanggal 17 Desember 2008